Rabu, 24 Desember 2014

TUGAS 2

Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia
Kode etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat.Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
 Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sedangkan etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Kode etik IAI meliputi :
1.      Prinsip etika
2.      Aturan etika
1. Prinsip dasar di dalam etika profesi :
a. Tanggung jawab
·         Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
·         Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
b. Kepentingan Publik       
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
c. Integritas           
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan standarbagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus menjaga tingkat integritasnya dengan terus memaksimalkan kinerjanya serta mematuhi apa yang telah menjadi tanggung jawabnya.              
d. Objektivitas       
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota berdasarkan apa yang telah pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain
e. kompetensi dan kehati-hatian     profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota tidak diperkenankan menggambarkan pengalaman kehandalan kompetensi atau pengalaman yang belum anggota kuasai atau belum anggota alami. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase        yang   terpisah:
v  Pencapaian kompetensi profesional                  
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.
v  Pemeliharaan kompetensi profesional  
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.
Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.           
f.  Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak dan kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
g. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h. Standar Teknis  
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang ditetapkan secara relevan.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.
Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:
100. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
101. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh IAI.

102. Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan factor salah saji material.

200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
201. Standar Umum
a. Kompetensi Profesional
b. Kecermatan dan keseksamaan professional
c. Perencanaan dan supervise
d. Data relevan yang memadai.

202. Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip- prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan :
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

300. Tanggung Jawab Kepada Klien
301. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien
.
302. Fee Profesional
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko, penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
b. Fee Kontijen
merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
401. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi AntarAkuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan public pendahulu bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan public pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan public dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

403. Perikatan Atestasi
Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain
501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi, dan Fee Referal
a. Komisi
merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila dapat mengurangi independensi.
b. Fee Referal (Rujukan)
Merupakan imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai yang diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Sumber :




Minggu, 12 Oktober 2014

TUGAS 1

ETIKA PROFESI

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat.Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
 Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sedangkan etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
1. Tanggung jawab
 – Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
  

DIKA ARYANI
22211075
4EB10


Sabtu, 31 Mei 2014

Language Blends & Code Mixing

Language Blends
1.     Emote  +  Icon = Emoticon
2.     Biography + Picture = Biopic
3.     Information + Entertainment =infotainment
4.     Television + Photogenic = Telegenic
5.     Fan + Magazine = Fanzine
6.     Situation + Comedy = Sitcom
7.     Sport + Broadcast = Sportcast
8.     Breakfast + Lunch = Brunch
9.     Toys + Cartoons =Toytoons
10.  Smoke +Haze = Smaze
11. Cheating + texting = Chexting
12. Helicopter + Airport = Heliport
13.  Negatif + Thinking = Nethink

Code Mixing
1.     Dira akan pergi ke Bali weekend ini.
2.     Aku sudahon the way ke rumah Rina, kamu tunggu disana ya!
3.     Senandung nacita menyampaikan breaking news di liputan 6 petang.
4.     Aku, papah, dan adik ku memberikan suprise ulang tahun mamah yang ke 51.
5.     Ran, di Margo ada discount kita pergi kesana yuk!!!
6.     Oh my god saya lupa mengembalikan buku ke perpustakaan.
7.     Galang dan Galuh pergi kesekolah together.
8.     Dis kamu tidak boleh negatif thinking dulu, mungkin pacar kamu sedang sibuk.
9.     Mereka sedang asik bermain game online, kenapa kamu tidak ikut bermain?
10.  Aku mencari buku akuntansi di bookstore.
11.   Karena saya lupa password, jadi saya tidak bisa membuka email.
12.  Agus dan Dona minggu depan akan married.

Jumat, 25 April 2014

Global Warming Causes

Global Warming Causes
Global warming is primarily a problem of too much carbon dioxide (CO2) in the atmosphere—which acts as a blanket, trapping heat and warming the planet. As we burn fossil fuels like coal, oil and natural gas for energy or cut down and burn forests to create pastures and plantations, carbon accumulates and overloads our atmosphere. Certain waste management and agricultural practices aggravate the problem by releasing other potent global warming gases, such as methane and nitrous oxide. See the pie chart for a breakdown of heat-trapping global warming emissions by economic sector.

Global Warming Is Urgent and Can Be Addressed
CO2 survives in the atmosphere for a long time—up to many centuries—so its heat-trapping effects are compounded over time. Of the many heat-trapping gases, CO2 puts us at the greatest risk of irreversible changes if it continues to accumulate unabated in the atmosphere—as it is likely to do if the global economy remains dependent on fossil fuels for its energy needs. To put this in perspective, the carbon we put in the atmosphere today will literally determine not only our climate future but that of future generations as well.
Substantial scientific evidence indicates that an increase in the global average temperature of more than 3.6 degrees Fahrenheit (°F) (or 2 degrees Celsius [°C]) above pre-industrial levels poses severe risks to natural systems and to human health and well-being. The good news is that, because we as humans caused global warming, we can also do something about it. To avoid this level of warming, large emitters such as the United States need to greatly reduce heat-trapping gas emissions by mid century. Delay in taking such action means the prospect of much steeper cuts later if there is any hope of staying below the 3.6°F (2°C) temperature goal. Delayed action is also likely to make it more difficult and costly to not only make these reductions, but also address the climate consequences that occur in the meantime.
                                               
The Consequences of a Warming World
Over the last century, global average temperature has increased by more than 1°F (0.7°C). The 2001-2010 decade is the warmest since 1880—the earliest year for which comprehensive global temperature records were available. In fact, nine of the warmest years on record have occurred in just the last 10 years. This warming has been accompanied by a decrease in very cold days and nights and an increase in extremely hot days and warm nights. The continental United States, for example, has seen record daily highs twice as often as record daily lows from 2000 to 2009. While the record shows that some parts of the world are warming faster than others, the long-term global upward trend is unambiguous.

Of course, land and ocean temperature is only one way to measure the effects of climate change. A warming world also has the potential to change rainfall and snow patterns, increase droughts and severe storms, reduce lake ice cover, melt glaciers, increase sea levels, and change plant and animal behavior.

Regional Actions Add Up to Global Solutions
We encourage you to visit the solutions section of this web feature to find out how you can take action to slow the pace of climate change and help minimize the harmful consequences described in the hot spots!
Any action to reduce or eliminate the release of heat-trapping gases to the atmosphere helps slow the rate of warming and, likely, the pace and severity of change at any given hot spot. Local sources of carbon emissions vary from region to region, suggesting that solutions are often decided at the community level. The Climate Hot Map points to regional examples of climate-friendly energy, transportation, or adaptation choices. Some regions, however, must rely upon global solutions such as international agreements to reduce the carbon overload in the atmosphere that threatens them. Small islands, for example, are a paltry source of carbon emissions and yet are disproportionately affected by the consequences of global carbon overload as accelerated sea level rise threatens the very existence of low-lying islands.
Individual, regional, and national actions can all add up to global solutions, slowing and eventually halting the upward climb of CO2 Concentrations in the atmosphere.



                                                                                                                                              

Kamis, 27 Maret 2014

14 WAYS TO BE A GREAT STARTUP CEO

Everyone thinks that being a startup CEO is a glamorous job or one that has to be a ton of fun. That’s what I now refer to as the “glamour brain” speaking aka the startup life you hear about from the press. You know the press articles I’m talking about… the ones that talk about how easy it is to raise money, how many users the company is getting, and how great it is to be CEO. Very rarely do you hear about what a bitch it is to be CEO and how it’s not for every founder that wants to be an entrepreneur. I’ve spent a lot of time recently thinking about what it takes to be a great Startup CEO that is also a founder. Here are some of the traits I’ve found.
BE A KEEPER OF THE COMPANY VISION
The CEO is the keeper of the company’s overall vision. I’m not talking about the vision for the next few months, but the larger road ahead. The CEO needs to be able to keep things on course for the current quarter to make sure that the large overarching vision of the company can be achieved. The takeover the world vision of a startup usually can’t be achieved in one year or even in some cases, like Google, in a decade. It takes a great startup CEO to keep the company on track to achieve that vision. A great startup CEO will often judge upcoming initiatives to see if they fit in as a piece of the large puzzle for the bigger vision.
ABSORB THE PAIN FOR THE TEAM
A startup CEO needs to be the personal voodoo doll for a startup. They need to be able to take on a strong burden of stress, pain, and torture all while making level headed decisions. You can’t have the troops stressing and worrying about the difficult challenges at hand. A good startup CEO will absorb the stress, so the rest of the team can carry on. He also needs to be able to mask this pain and stress. Not that he should hide or lie to the team- I’m not encouraging that. Most of the day to day nuances+stresses of a startup aren’t worth having the entire team worry about and the CEO needs to bear that pain.
FIND THE SMARTEST PEOPLE AND DEFER ON DOMAIN EXPERTISE
A startup CEO has a great knack for finding talent. The key is finding people that are smarter than you on specific topics. It might be technical team members/leaders or it might be a new VP of Biz Dev. A startup CEO has to have the ability to find these people and make relatively fast decisions to hire them. They also have to be able to show the fire and passion to convince them to leave what is most likely a better paying and more secure job to join the company. The real key to hiring as a startup CEO comes after the hire. A great startup CEO will be able to trust the hires that they make and defer to them on areas of domain expertise. It’s hard to let go, but you have to learn to, especially when the company grows.
BE A GOOD LINK BETWEEN THE COMPANY + INVESTORS
Whether you want to believe it or not, you are not an investor’s only portfolio company. Even if you are a superstar, they have a handful of other companies to help and a ton of incoming potential portfolio companies. A good investor will pick 2-3 new companies per year to work with. A good startup CEO will be a good link between progress, issues, and areas where they need help with investors. A good portion of early stage startups that raise money will have a board comprised of 3 people: the CEO founder, the investor, and an independent board member. You are the lone representative for your cofounder and other employees.
BE A GOOD LINK BETWEEN THE COMPANY + PRODUCT
I have this unwavering belief that the best companies are those that keep a founder as CEO for the long haul. Not because the founders have the right to be CEO, but because the CEO needs to be close to the product vision of the company. Founding CEOs understand this the best and can carry out that same unified vision over time. To fill in the management gaps a great COO, other board members, and heads of divisions will come along. It’s a strategy that Facebook has employed and why Apple has had a great resurgence with Steve Jobs at the helm. It’s all about keeping the CEO as close as possibly linked to the product.
BE ABLE TO LEARN ON THE JOB
Most startup CEOs didn’t start out with an MBA or some background in growing a company from nothing to something. The best have an ability to learn along the way and embrace their failures to become a better leader. Zuck started when he was 19 and now 7 years later, runs the most powerful internet company. Don’t worry about whether “you’re qualified” as it’s hard to put typical qualifications on the job. You’ll learn the really core stuff along the way. The best startup CEOs will surround themselves with smart mentors to be a sounding board along the way.
NO EXPERIENCE ALMOST PREFERRED
It’s almost better to have a blank slate of zero experience as a startup CEO. If you come in with preconceived notions and block out the scrappy methods of a startup founder, it actually hurts you. Traditional education often trains you to be CEO or manager for a much larger company, not for a startup of under 50 people. It’s a different kind of leadership and company.
HAVE AN UNCANNY ABILITY TO SAY NO
You will be inundated with a list of requests from potential partners, investors, employees, and more. They will all sound absolutely wonderful. As you grow, you will also have the resources to execute more of them. Don’t. It’s easy to say yes, but so very hard to say no. By having an uncanny ability to say no, you can keep your company on track with the large vision you maintain. It will also keep your team members (notice I don’t like to use the word “employees”) laser focused and feel more rewarded as they are able to focus on one thing for a good chunk of time. I’ve seen too many startups sink because the CEO keeps changing what the head of product and engineering should be doing.
HAVE SOME TECHNICAL KNOWLEDGE AND SKILLSET
A good startup CEO shouldn’t be afraid of a little bit of code and a text editor. They don’t need to be diving into the source code on a daily basis, but they need to understand the technical requirements. It’s easy to say “go build this”, but it’s a whole other ball game to understand how to build it. What seems simple may be a huge mountain of a technical feat that just isn’t feasible with the given resources and deadlines. It can also help lend some street cred with hiring early technical team members too.
BE ABLE TO BREAK THINGS DOWN INTO SIZABLE CHUNKS + MILESTONES
Remember that huge unwavering vision that you are the keeper of? Odds are it only makes sense to you and your cofounder. You will need to break it up into sizable chunks and milestones for the rest of the team to understand it. You also need to be able to pick when and where to conquer things strategically. What is the past of least resistance so you can gain traction? What can you do first with your given resources?
HAVE THE ABILITY TO CALL AN AUDIBLE
Nothing goes according to plan. Things fall through, people quit, shit happens, servers crash, and other random things go bump in the night. You’re going to have to deal with it and fast. This is a football term:
“Seen when the quarterback goes up to the line of scrimmage, sees a defensive alignment he wasn’t expecting, and adjusts by yelling out a new play.”
You’re going to come up against things that you didn’t expect and just be able to call an audible. Launch faster, spend more money here, or even abandon a project.

CAN MOTIVATE THE TEAM THROUGH DESPAIR
People love to talk in this business. People love to talk even more when you’re company isn’t fairing well. A great CEO will be able to take those moments of public despair and keep the company focused. They will be able to debunk the rumors or even approach them head on by keeping the members of the company focused on the bigger mission at hand. It can come in simple 5 minute talks or motivational emails. The worst thing you can do is avoid the situation and be passive aggressive. I repeat: DO NOT WUSS OUT.
BE A GREAT COMMUNICATOR
You need to be able to portray the energy and passion that you feel into others…over and over and over and over and over and over again on a daily basis. As a startup founder you need to communicate the vision and hope for the future of your startup to the rest of the world. You need to be able to break down the overall vision of the company into something that mere mortals can understand. You can’t speak in crazy technical jargon or industry terms. It needs to be simple, clear, and compelling. You also need to be able to argue your point. Many will pick “fights” with you just to see how strong willed you are. Be respectful, but be very confident in your answer. Often wrong, but never in doubt my friend.
DON’T BE A “FAKE CEO”
Mark Pincus, CEO of Zynga, makes a strong case for not being a fake ceo. In short, worry about things that produce results, not fame. If it’s between going to a conference/doing an interview or completing a deal, get the deal done. Don’t “leave it to someone else”. You need to get your hands dirty every single day.

By no means is this an exhaustive or definitive list. In some cases, the traits listed above might be counter-intuitive.

http://jasonlbaptiste.com/featured-articles/14-ways-to-be-a-great-startup-ceo/

Senin, 27 Januari 2014

5 Macam Software Akuntansi Beserta Kelemahan dan Kelebihannya


1.      MYOB Ver. 13
 Kelemahan:
1. Database MYOB merupakan database yang dikunci, artinya pengguna tidak dapat melakukan modifikasi laporan, modifikasi field di MYOB, sehingga customization apabila diperlukan relatif sulit dipenuhi oleh MYOB.
2. MYOB merupakan software buatan luar negeri sehingga tidak ada feature perpajakan di dalamnya. Pembuatan laporan yang berkaitan dengan perpajakan seperti form pelaporan PPN dan lainnya tidak tersedia di dalam MYOB dan harus dikelola di luar software MYOB.
3. Tidak ada module fixed assets, sehingga apabila perusahaan memerlukan modul untuk mengelola assets yang dimiliki maka tidak dapat dipenuhi oleh MYOB. Contoh bidang usaha yang memerlukan antara lain adalah persewaan genset yang memerlukan pengelolaan keberadaan lokasi, maintenance, jenis barang dan lainnya.
4. Kelemahan Multi Warehouse yang mengakibatkan pengelolaan atas barang konsinyasi relatif sulit dikelola di dalam MYOB.
5. MYOB tidak dapat digunakan untuk mengelola perusahaan dengan multi company, artinya laporan konsolidasi tidak dapat diharapkan dapat dibuat dengan menggunakan MYOB.

Kelebihan:
1. Easy of use; MYOB menawarkan kemudahan dalam penggunaannya, artinya pengguna dapat mempergunakan MYOB walaupun yang bersangkutan tidak memiliki latar belakang pembukuan sama sekali. Kuncinya adalah setup dan implementasi yang baik. Hal tersulit dan yang paling penting dalam penerapan MYOB adalah pada saat proses setup, dimana proses bisnis yang ada di dalam perusahaan di otomatisasi dengan mempergunakan alat bantu MYOB, sehingga dalam pelaksanaan kesehariannya, pengguna hanya mengikuti proses bisnis yang telah disusun sebelumnya.
2. Accounting Power; Software MYOB telah cukup lama dikembangkan dan secara berkesinambungan mengeluarkan perbaikan release. Sehingga pengelolaan informasi dengan menggunakan software MYOB cukup dapat diandalkan. Sepanjang setup yang dilakukan telah dilakukan dengan baik dan benar, MYOB dapat mengeluarkan laporan yang dapat diandalkan.
3. Feature Job dan Category yang dapat digunakan untuk pengelolaan proyek serta departmentalisasi, sehingga dapat diperoleh laporan manajemen per proyek maupun per departmen yang berguna bagi manajemen untuk mengetahui kinerja dan sebagai dasar langkah perbaikan yang harus dilakukan.
4. Proses instalasi dan maintenance yang murah. Instalasi MYOB dapat dilakukan dengan mudah dan biasanya tidak dipungut biaya maintenance tahunan, artinya walaupun release terbaru telah dikeluarkan oleh MYOB, para pengguna release sebelumnya tetap masih dapat menggunakannya, dan apabila diperlukan bisa dilakukan pembelian upgrade dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan dengan pembelian baru.
5. Tenaga kerja yang mengetahui dan paham atau setidaknya mengetahui MYOB cukup banyak ditemui di pasar. Telah banyak berkembang lembaga pendidikan baik lembaga kursus maupun lembaga pendidikan tingkat universitas yang mengajarkan software MYOB sebagai bagian dari pelajaran Accounting.
6. Dapat digunakan untuk memantau 3 tahun periode pembukuan, artinya dalam kurun 3 tahun manajemen masih dapat melihat transaksi selama 3 tahun kebelakang tanpa perlu melakukan proses tutup buku.
7. Nilai investasi yang relatif murah. Harga produk termahal adalah kurang dari USD 1.000,- (diluar training dan implementasi). Kuncinya adalah pelaksanaan setup dan implementasi. Pilihlah perusahaan yang memiliki tenaga yang telah memiliki pengalaman dalam melakukan implementasi MYOB. Lebih banyak perusahaan yang telah diimplementasikannya; tentunya lebih banyak manfaat yang dapat kita peroleh dari pengalaman konsultan tersebut.
8. Jangka waktu implementasi yang relatif cepat. Sepanjang data untuk keperluan implementasi seperti data detail neraca dan rugi laba dapat anda siapkan dengan cepat; maka implementasi MYOB akan dapat
diselesaikan dengan cepat pula.
1.      Microsoft Office Accounting Express (MOAE)

Kelemahan:
1. Dalam hal perpajakan (MOAE) tidak memfasilitasi kepentingan peraturan perpajakan yang berlaku di Indonesia.
Untuk fitur - fitur pajak yang tersedia yaitu dengan menginput tarif pajak tunggal yang ingin dibebankan terhadap suatu transaksi.

Kelebihan:
1. Pengoperasian MOAE sangat mudah tanpa memerlukan pengetahuan akuntansi
2. Dimana aplikasinya hanya memasukkan data transaksi dari data sumber (faktur, slip setor, dan nota-nota lainnya) tanpa harus melakukan penjurnalan terlebih dahulu.
3. bisa secara otomatis menghasilkan laporan keuangan atau laporan lainnya sewaktu-waktu.
4. menyediakan fitur pengelolaan data klien

1.      Accurate Accounting


Kelemahan:
1. Untuk Harga sangat mahal:
a. ACCURATE Standard Rp. 5.000.000, – 2 user(2 komputer)
b. ACCURATE Project Rp. 8.000.000, – 2 user (2 komputer)
c. ACCURATE Enterprise Rp. 25.000.000, – 5 user (5 komputer)
d. ACCURATE Extra Licence Rp. 1.500.000/licence (penambahan komputer)

Kelebihan:
a. sangat mudah sangat aplikatif bagi proses bisnis UKM di Indonesia
b. Dalam hal kepentingan perpajakan, Accurate telah menyediakan fitur Pajak Penjualan (PPn) yang berlaku di Indonesia.
c. Standar akuntansi yang digunakan pun sudah sesuai dengan standar akuntansi yang ada di Indonesia, terkait pencatatan dan pelaporan keuangannya.
d. Nilai transaksi yang dapat dicover software ini bisa mencapai 15 digit atau setara dengan 920 triliun.
1.      DacEasy Accounting 3.0
Kelemahan:
a. Tampilan masih hitam putih
 
b. Sangat sulit untuk di upgrade jika untuk pengembangan software ini. 
c. Masih memerluka printer yang lama(dot matrix). 
Kelebihan:
a. Respon cepat
b. Jarang terkena virus
c. Data akan tersimpan secara otomatis jika terjadi keadaan yang tak terduga, contohnya mati lampu.
1.      Zahir Accounting


Kelemahan:
a. Harga untuk licensinya mahal
b. tidak dapat secara otomatis menghitung biaya perjam, perburuh, dan biaya2 lain pada akuntansi biaya, sebab biaya per satuan ini merupakan perhitungan alokasi biaya, bukan biaya sesungguhnya.
c. Hanya memiliki satu mata uang.
Kelebihan:
a. Mudah digunakan oleh non Akuntan                                                                                                              b. Desain User Interface Menarik dan Mudah Dipahami
c. Faktur dan Laporan dapat Didesain                                                                                                                 d. Laporan dapat Diemail dan Diexport ke Berbagai Format
e. Menggunakan Database Client Server
f. Fasilitas dan Kapasitas dapat Dipilih Sesuai Kebutuhan                                                                                   g. Berbagai Grafik dan Analisa Bisnis Interaktif
h. Laporan dapat Diklik untuk Melihat Detail Transaksi (Audit / Drill-down)