Rabu, 25 Desember 2013

Badai Haiyan di Filipina


Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama : Dika Aryani
NPM  : 22211075
Kelas : 3EB10
 

Badai super Haiyan menghantam wilayah Filipina. Dahsyatnya terjangan dan efek badai Haiyan ini hampir disamakan dengan efek tsunami 2004.
Seperti diberitakan AFP, Minggu (10/11/2013), di Provinsi Leyte, korban meninggal diperkirakan mencapai 10 ribu orang.
"Sekitar 70 sampai 80 persen rumah-rumah dan jalan hancur, " kata Kepala Kepolisian Filipina Elmer Soria.

Sementara itu, tim dari PBB yang berada di Tacloban menyebut kondisi kota yang berpenduduk 220 ribu orang itu mirip dengan kondisi setelah tragedi tsunami 2004. Hal itu terlihat dengan beton yang merupakan satu-satunya sisa bangunan yang tersisa, kendaraan yang terbalik dan putusnya kabel listrik.
"Ini adalah kehancuran dalam skala besar. Ada mobil yang terlempar seperti tumbleweed dan jalan-jalan penuh dengan puing-puing," kata Sebastian Rhodes Stampa , kepala tim koordinasi pengkajian bencana PBB di Tacloban .
"Terakhir kali saya melihat sesuatu dalam skala seperti ini adalah pasca tsunami di Samudera Hindia," imbuhnya yang mengacu pada bencana 2004 yang menewaskan sekitar 220.000 jiwa.
Badai Haiyan menghantam wilayah Leyte dengan kecepatan angin sekitar 315 kilometer per jam. Badai itu menyebabkan gelombang hingga tiga meter
Pemerintah Filipina juga mengaku kewalahan untuk mengirimkan logistik bantuan dan dan masih banyak masyarakat yang belum bisa dikontak.
"Kami masih berusaha mengontrol logistik dan komunikasi," kata juru bicara militer Letnan Kolonel Ramon Zagala.
Ia mengatakan masyarakat yang masih belum bisa dikontak adalah masyarakat Guiuan, sebuah kota nelayan dengan penduduk sekitar 40.000 orang, wilayah pertama yang dihantam badai Haiyan.


"Kerusakan parah di Tacloban"
Palang Merah Internasional melaporkan, kerusakan di kota Tacloban mencapai 80 persen. Menara dan bandar udara hancur. Beruntung pesawat militer masih bisa mendarat di landasan yang sebagian belum dibersihkan. "Kerusakannya sangat parah," kata Jericho Petilla, bekas gubernur Leyte kepada salah satu stasiun radio nasional.
Kerusuhan dan penjarahan merajalela di pusat kota. "Toko-toko dijarah dan penduduk berusaha merusak mesin ATM," kata Roger Marcado, Gubernur Provinsi Leyte Selatan yang terletak bersebelahan.
Penjarahan terhadap pusat-pusat pertokoan juga terjadi di kota Tagliban, menurut laporan stasiun berita ANC. Sebagian besar aparat keamanan kehilangan harta bendanya dan sebab itu meninggalkan tugas, kata jurubicara kepolisian Reuben Sindac. 120 petugas diterbangkan dari Manila ke lokasi bencana untuk menjaga keamanan.
Presiden Benigno Aquino yang sempat berukunjung ke lokasi bencana mengritik pemerintah lokal lantaran tidak cukup mempersiapkan diri kendati telah mendapat peringatan dini.
Bantuan Internasional
"Kerusakan di Tacloban mengejutkan," ujar Preveen Agrawal dari Program Pangan Dunia PBB (WFP) usai mengunjungi kota tersebut. Organisasi dunia itu berencana menerbangkan 40 ton makanan ringan dari Dubai ke Filipina. Makanan energi tinggi itu sejauh ini terbukti berguna di kawasan bencana lantaran tidak perlu dimasak dan awet,
Menurut WFP makanan ringan itu mengandung 450 kilo kalori dan sedikitnya 10 gram protein pada setiap kemasan 100 gram. Palang Merah menyerukan penduduk agar memberikan sumbangan ke lokasi bencana. Organisasi itu juga mengumpulkan sukarelawan. Perusahaan logistik lokal 2Go menawarkan transportasi gratis untuk barang-barang bantuan, Jerman, Amerika Serikat, Australia, Indonesia, Singapura dan Selandia Baru telah menjanjikan bantuan.
Badai "Haiyan" melemah dan mengubah arah dalam perjalanan menuju Vietnam. Badai tersebut diperkirakan akan mencapai utara Vietnam dalam bentuk badai tropis. Sekitar setengah jura penduduk telah dievakuasi. Sebaliknya status darurat di provinsi Quang Nam hari minggu (10/11) telah dicabut oleh pemerintah setempat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar