Jumat, 14 Desember 2012

JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (4)



Review
 
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOPERASI DAN USAH KECIL MENENGAH DI SULAWESI SELATAN

Oleh
Asdar Djamereng, SE.,MM. Dkk. *)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah pelaksanaan survey dan pengumpulan data sesuai dengan sampel yang ditetapkan dalam kegiatan penelitian ini, maka koperasi yang menjadi objek meliputi Koperasi Serba Usaha (KSU), Koperasi Pegawai RI (KPRI), Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Simpan Pinjam (KSP), dan Koperasi Karyawan (KOPKAR). Penetapan objek penelitian ini berdasarkan hasil konsultasi Tim Pelaksana dengan pihak Dinas Koperasi dan UKM baik ditingkat Kabupaten maupun Kota.
Program Pelatihan
Berdasarkan data yang diperoleh dienam kabupaten/kota di Sulawesi Selatan yang terdiri dari 79 koperasi dengan jumlah responden sebanyak 124 responden baik pengurus maupun pengelola koperasi yang pernah mengikuti  pelatihan menunjukan bahwa, program pelatihan yang paling sering dilaksanakan adalah program pelatihan akuntansi keuangan KSU dan KSP/USP. Meskipun demikian masih banyak diantaranya yang masih sering terlambat melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT) karena pertimbangan laporan keuangan koperasi belum rambung, sehingga harus menunda RAT tersebut. Apalagi sejak diberlakukannya otonomi daerah, pembinaan dari dinas koperasi semakin terbatas yang dialokasikan terhadap pembinaan kopersi di daerah.
Tingkat Pendidikan
Dari 79 jumlah koperasi dan 124 responden sebagai pengurus maupun pengelola yang memiliki tingkat pendidikan SMU sebanyak 28 orang (23%), Diploma 6 orang (5%), Sarjana 60 orang (48%), dan program magister 8 orang (6%). Hal ini menunjukanbahwa tingkat pendidikan rata-rata para pengurus maupun pengelola koperasi sudah cukup memadai, yaitu sebesar 54% sehinggal hal perlu dipertahankan dan tarus ditingkatkan.
Perkembangan Anggota Koperasi
Berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan sampel yang ditetapkan dalam kegiatan penelitian ini menunjukan bahwa, pada umumnya perkembangan jumlah anggota koperasi mengalami peningkatan meskipun tidak secara drastis, meskipun beberapa diantaranya juga mengalami penurunan dari segi kuantitas. Hal ini merupakan salah satu indikator jika kepercayaan anggot terhadap keanggotaan koperasi masih cukup tinggi, sehingga peluang ini harus dimanfaatkan oleh pengurus maupun pengelola koperasi untuk memberikan motivasi kepada seluruh anggota dan calon anggota kiranya dapat lebih berperan aktif secara bersama-sama umtuk memikirkan pengembangan koperasi dimasa yang akan datang, mengingat tingkat persaingan diantara koperasi semakin meningkat.

Kesesuaian Pelatihan
Dari sejumlah 114 responden yang memberikasn jawaban mengenai kesesuaian pelatihan dengan bidang kompetensi yang dibutuhkan dalam pengelolaan koperasi menunjukan responden yang optimistik, hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang menjawab sesuai ,sebesar 90 responden (79%) dan selebihnya menjawab tidak sesuai, sedangkan ditinjau dari aspek manfaat pelatihan tersebut 91 responden (80%) menjawab sangat bermanfaat dan selebihnya menjawab kurang bermanfaat.
Respon Terhadap Pelatihan
Kegiatan penelitian ini juga mengidentifikasi bagaimana responden pengurus dan pengelola koperasi mengenai penting tidaknya pelaksanaan pelatihan yang selama ini dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Sulawesi Selatan serta penyelenggara pelatihan lainnya, mengungkapkan 97 responden (85%) memberikan jawaban bahwa pelatihan tersebut sangat penting dilaksanakan secara berkelanjutan, karena ini sangat membantu para pengurus maupun pengelola di dalam meningkatkan kinerja koperasi.
Perkembangan Jumlah Asset
Secara uum perkembangan asset koperasi sesuai dengan sampel yang diteliti menunjukan peningkatab yang cukup berarti, hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kinerja dilihat dari pengingkatan jumlah asset yang dimiliki. Bahkan beberapa diantaranya mengalami perkembangan yang cukup drastis selama tiga tahun terakhir, seperti Koperasi Wanita Teratai UNM Makasar mengalami peningkatan dari Rp 3.734.130.425.- menjadi Rp 5.414.386.500,- Koperasi Belopa di Palopo mencapai asset sebesar Rp 2.321.128.739,- . KPRI Bhakti Husada di Kabupaten Bone mencapai asset sebesar Rp2.851.002.755,- KUD  Beringin di Kabupaten Bulukumba mencapai asset sebesar Rp 1.725.275.175,- .

JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (3)



Review
 
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOPERASI DAN USAH KECIL MENENGAH DI SULAWESI SELATAN

Oleh
Asdar Djamereng, SE.,MM. Dkk. *)

III. METODE PENELITIAN
Pengumpulan data menggunakan motode observasi dan kepustakaan yaitu, dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi penelitian, dan sekaligus mengadakan wawancara serta pengisian data kuesioner.
Jenis dan Sumber Data
a.       Jenis Data :
·         Perkembangan jumlah karyawan maupun anggota
·         Tingkat pendidikan responden
·         Kesesuaian diklat dengankebutuhan pengelola
·         Program dilkat yang pernah di ikuti
·         Sistem akuntansi dan pelaporan
·         Perkembanganjumlah asset dan jenis usaha
b.      Sumber Data :
·         Responden
·         Dinas KUKM Propinsi Sulawesi Selatan

Analisis Data
Analisis data menggunakan metode deskriptif yaitu :
·         Membuat deskripsi hasil penelitian berdasarkan data yang diperoleh melalui hasil wawancara dan daftar kuesioner yang disebarkan kepada responden yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, kemudian dirumuskan dalam bentuk simpulan dan rekomendasi.
·         Mengidentifikasi bentuk dan jenis pendidikan dan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pengelola koperasi.

JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (2)



Review
 
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOPERASI DAN USAH KECIL MENENGAH DI SULAWESI SELATAN

Oleh
Asdar Djamereng, SE.,MM. Dkk. *)

II. TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Koperasi
            Pengertian koperasi menurut Undang-undang No. 25 Tahun 1992, adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai bahan gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas kekeluargaan.
            Menurut Hanel (1998), koperasi adalah lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum atau wujudnya memenuhi kriteria tersebut dibawah ini :
1.      Sejumlah individu yang bersatu dalam satu kelompok atas dasar sekurang-kurangnya satu kepentingan atau satu tujuan yang sama.
2.      Anggota-anggota kelompok koperasi secara individual bertekat mewujudkan tujuannya,yaitu memperbaiki situasi ekonomi dan sosial mereka melalui usaha-usaha (aksi-aksi) bersama dan saling membantu (swadaya). Untuk mewujudkannya adalah suatu perusahaan yang dimiliki dan dibina secara bersama
3.      Perusahaan koperasi itu ditugaskan untuk menunjang kepentingan para anggota kelompok koperasi itu,dengan menyediakan atau menawarkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh para anggota dalam kegiatan ekonominya,yaitu dalam perusahaan atau usaha (usaha tani,satuan usaha) dan / rumah tangganya masing-masing

Kriteria tersebut diatas menunjukan bahwa organisasi koperasi mempunyai karakteristik yang berbeda dibandingkan dengan badan usaha lainnya, perbedaan itu dapat dilihat dari peran anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus pemakai (pelanggan) dari kegiatan usaha perusahaan koperasi. Peran ganda anggota ini dikenal sebagai prinsip identiras atau identitas ganda, sedangkan tujuan yang ingin dicapai koperasi adalah melakukan promosi bagi kepentingan anggota melalui aktivitas perusahaan atau koperasi.

JURNAL EKONOMI KOPERASI 2 (1)



Review
 
EFEKTIFITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KOPERASI DAN USAH KECIL MENENGAH DI SULAWESI SELATAN

Oleh
Asdar Djamereng, SE.,MM. Dkk. *)

Abstrak

Penelitian dengan judul efektifitas pendidikan danpelatihan koperasi dan usaha kecil menengah di Sulawesi Selatanbertujuan untuk mengetahui sejauhmana efektifitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan manajement koperasi dan sekaligus melihat sejauhmana program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan selama ini relevansi terhadap kondisi obyektif koperasi secara umum di Sulawesi Selatan.
Daerah penelitian meliputi kabupaten/kota dalam wilayah propinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian lebih kurang 3 (tiga) bulan, terhitung sejak bulan April sampai Juni 2004. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 128 responden yang terdiri dari 79 koperasi di Sulawesi Selatan yaitu; Kota Makasar, Pare-pare, dan Palopo, sedangkan tingkat kabupaten diwakili oleh Bulukumba,Bone, dan Pangkep. Koperasi tersebut dipilih secara purposivesampling dengan menggunakan kriteria; koperasi yang pengelolaanya pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan koperasi, koperasi dan UKM yang masih aktif.
Pengumpulan data menggunakan metode observasi dan kepustakaan, dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi, dan sekaligus mengadakan wawancara.
Kegiatan pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh Dinas Koperasi dan UKM ditingkat propinsi,kota, serta tingkat kabupaten memberikan dampak yang cukup signifikan, hal ini dapat dilihat dari tanggapan responden yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Kegiatan diklat yang diikuti oleh sejumlah pengurus maupun pengelola koperasi secara umum memberikan dampak yang positif.