Selasa, 30 Desember 2014

TUGAS 4

ANALISIS JURNAL
Abstract
This paper takes fundamental analysis research beyond the spatial and temporal bounds of previous studies. We investigate how detailed financial statement data enter the decisions of market makers by examining how current changes in the fundamental signals chosen can provide information on subsequent earnings changes. Using global data from 1990 to 2000, we extend the body of research using fundamental signals for prediction of future earnings changes. Contextual factors that may influence this predictive ability are also investigated. Results indicate that the fundamental signals are significant predictors of both short- and long-term future earnings changes. Contextual factors that include prior earnings news, industry membership, macroeconomic conditions and country of incorporation are all demonstrated to influence this relationship. Research results provide evidence to support the use of fundamental analysis.

Judul : Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings
Penulis :
Jason R. Hancock
Vol. 7, No. 3; February 2012
Objek penelitian :
Perusahaan-perusahaan di AS dan 33 Negara lainnya

Variabel Bebas
Persediaan
Peningkatan besar persediaan dari peningkatan penjualan pada umumnya memberikan
sinyal negatif. Hal ini karena menunjukkan kesulitan dalam menghasilkan penjualan atau mungkin lambat bergerak / usang barang inventaris)        
Piutang Usaha
Peningkatan piutang tidak cocok oleh penjualan memberikan sinyal negatif. Peningkatan piutang dapat menunjukkan melonggarnya kebijakan kredit untuk mencoba meningkatkan penjualan. Dengan meningkatnya keseimbangan, maka akan meningkatkan diragukan utang dan dengan demikian mengurangi laba masa depan    seperti yang tertulis off.

Margin Kotor
Penurunan proporsional dalam jumlah margin (relatif terhadap penjualan) memberikan
Pandangan negatif kinerja mengenai perusahaan. Ini umumnya dianggap berita buruk tentang
persistensi laba.

Jual & Biaya Administrasi
Sebuah peningkatan yang tidak proporsional adalah sinyal negatif, seperti penjualan dan
biaya administrasi harus sekitar tetap. Hal ini menunjukkan kurangnya pengendalian biaya atau meningkatkan biaya.           

Belanja Modal
Tingkat belanja modal oleh mengencangkan kurang dari industri dapat memberikan
Sinyal negatif tentang masa depan pertumbuhan. Ini akan berarti industri yang pertumbuhan akan lebih baik daripada perusahaan   pertumbuhan, yang jelas akan buruk berita acara.

Tarif Pajak Efektif      
Penurunan yang tidak biasa di efektif tarif pajak adalah berita buruk bagi pendapatan
ketekunan, karena akan dianggap sebagai efek sementara yang akan meningkatkan lagi maka penurunan masa depan            laba.

Angkatan Kerja
Sinyal ini mengukur perubahan dalam efisiensi tenaga kerja dan digunakan untuk memberikan penilaian yang lebih baik di masa depanlaba. Nilai positif menunjukkan penurunan efisiensi atau penjualan per pekerja.           

laba Kualitas
LIFO lebih tepat pada saat kenaikan harga, karena akan memberikan lebih
pandangan yang realistis dari biaya saat ini. Penggunaan LIFO dianggap sebagai sinyal positif
dan diberi nilai 0.       

Audit    Mutu
Sebuah laporan audit yang berkualitas jelas mengirim pesan negatif ke pasar dan karenanya ditugaskan nilai 1.    

Variabel Terikat       
Perubahan Laba Per Share satu tahun kedepan
Satu tahun ke depan perubahan EPS merupakan perubahan EPS antara       t tahun berjalan dan tahun depan t + 1, dikurangi dengan harga saham di akhir tahun t-1.

Pertumbuhan Jangka Panjang Laba
Pertumbuhan di masa depan di EPS meeupakan pertumbuhan EPS selama lima tahun berikutnya
           
Analisis Data :
Regresi dijalankan untuk setiap tahun periode sampel (1993-1999) untuk masa depan perubahan laba jangka pendek dengan CEPS1 (satu tahun ke depan berubah dalam EPS) sebagai variabel dependen. Regresi dijalankan lagi untuk periode sampel 1993-1995 untuk pertumbuhan jangka panjang laba dengan CEPSL (lima tahun geometris berarti di
laba) sebagai variabel dependen. Dalam rangka untuk langsung menguji hipotesis apakah atau tidak sinyal mendasar memberikan informasi tambahan luar CHGEPS, kita akan membandingkan kekuatan penjelas keseluruhan (adjusted R2) dari model penuh (CHGEPS ditambah sinyal fundamental) dengan yang berkurang Model (CHGEPS saja). Berdasarkan nilai R2 yang disesuaikan, bukti
akan diperoleh untuk mendukung atau menolak hipotesis. Harapannya adalah bahwa harus ada          peningkatan R2 nilai yang disesuaikan dalam model penuh dengan sinyal mendasar membantu untuk menjelaskan / memprediksi perubahan laba masa depan. Peningkatan ini kekuatan penjelas diuji menggunakan F-statistik. Untuk menguji hipotesis kedua, sampel harus dibagi ke dalam kelompok yang berbeda untuk faktor kontekstual. Misalnya, contoh inflasi yang tinggi dan sampel inflasi yang rendah. Memisahkan sampel mengharuskan setiap perusahaan dikategorikan ke dalam kelompok yang berbeda: baik versus buruk berita pendapatan sebelumnya, klasifikasi industri yang luas
(cukup luas agar tidak terlalu kecil sampel), tinggi dibandingkan inflasi yang rendah dan tinggi dibandingkan PDB yang rendah. Itu analisis regresi kemudian akan diselesaikan seperti sebelumnya. Perbedaan diamati menunjukkan bahwa faktor-faktor kontekstual yang memiliki peran dalam analisis fundamental yang dilakukan di sini dan bahwa mereka harus dipertimbangkan di masa depan analisa fundamental. Faktor tambahan diselidiki adalah negara pendirian perusahaan yang termasuk dalam sampel. Hal ini melibatkan membelah sampel ke perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam Serikat dan orang-orang dimasukkan di tempat lain. Karena kesulitan yang berhubungan dengan pertumbuhan laba lima tahun (tergantung variabel memiliki distribusi bimodal), kita hanya mempertimbangkan pendapatan perubahan satu tahun ke depan dalam kaitannya dengan faktor kontekstual.

Kesimpulan :
Penelitian ini menggunakan data tahun 1990-2000 dari standard and Poor Global Vantage database, yang berisi berbagai macam informasi tentang perusahaan di seluruh dunia. Ada 33 negara yang termasuk dalam periode penelitian ini . Dengan demikian, penelitian ini mengambil baru fokus dan melihat data global bukan hanya data AS.           
Sinyal mendasar yang diyakini berguna untuk memprediksi perubahan laba masa depan. Hasil untuk regresi            pertumbuhan jangka panjang laba kurang meyakinkan daripada jangka pendek, dengan distribusi bimodal dari variabel dependen menyulitkan hal. Secara keseluruhan, analisa fundamental maka akan muncul menjadi alat yang berharga
dalam prediksi perubahan laba masa depan. Hasil untuk pertumbuhan pendapatan lima tahun dilaporkan di mana koefisien rata-rata pertumbuhan kurang dari -1 disediakan berturut-turut 4. Marjin laba kotor dan penjualan dan administrasi beban terbukti signifikan dan memiliki hubungan yang diharapkan dengan pertumbuhan laba jangka panjang. Hasil ini berlaku untuk memprediksi baik jangka pendek dan jangka panjang perubahan laba.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa,baik dalam jangka pendek dan panjang, model penuh, termasuk sinyal fundamental dan perubahan arus diLaba (CHGEPS), bisa menjelaskan lebih dari variasi perubahan laba masa depan dari model termasuk CHGEPS sendiri. Dengan demikian, sinyal mendasar lakukan memberikan informasi tambahan di luar yang saat ini perubahan laba untuk menjelaskan perubahan laba masa depan. Tidak semua sinyal mendasar yang signifikan, dan ada yang signifikan ke arah yang tak terduga. Ini berbeda dengan LT, yang menemukan semuanya signifikan bagi memprediksi kelebihan kembali. Setiap sinyal mendasar dirancang untuk memiliki hubungan negatif terhadap masa depan perubahan laba. Orang-orang yang muncul sebagai positif menunjukkan bahwa alasan asli di balik pembangunan sinyal mungkin cacat. Secara khusus, belanja modal positif dalam jangka pendek, meskipun hal ini tidak membalikkan dalam jangka panjang, mungkin mewakili efek tertinggal dari belanja modal. Kualitas laba juga positif tanpa penjelasan yang jelas tersedia. Bukti juga ditemukan untuk mendukung gagasan bahwa hubungan antara sinyal fundamental dan pendapatan diperkirakan adalah dipengaruhi oleh faktor-faktor kontekstual. Berita laba sebelum dan industri memiliki perbedaan yang jelas antara partisi yang berbeda dari faktor-faktor. Faktor-faktor ekonomi makro menunjukkan beberapa perbedaan kecil tetapi tidak sebagai konklusif sebagai faktor sebelumnya. Negara pendirian juga muncul untuk mempengaruhikemampuan prediksi sinyal fundamental.
Sedangkan pengaruh ini tidak sekuat dipamerkan seperti orang lain, ada perbedaan antara AS dan perusahaan-perusahaan non-AS.    seluruh sampel daripada tahun-demi-tahun pendekatan yang digunakan untuk memastikan data yang cukup di masing-masing dua kategori. Perusahaan non-AS ketimbang masing-masing negara digunakan untuk hal yang sama. Dari seluruh sampel, 84% dari perusahaan yang tergabung dalam Serikat. Dari 0,072 untuk perusahaan-perusahaan AS dibandingkan dengan 0,044 untuk perusahaan-perusahaan non-US). Persediaan, belanja modal dan tarif pajak efektif yang signifikan dalam arah yang sama dalam setiap kategori. Hal ini menunjukkan bahwa sinyal ini tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor ini berbeda kontekstual. Untuk perusahaan-perusahaan AS, margin kotor dan laba yang berkualitas adalah signifikan dan tiba-tiba positif. Sinyal penting lainnya adalah tanda-tanda yang diharapkan. Link prediktif antara sinyal fundamental dan perubahan laba masa depan terbukti dipengaruhi oleh negara di mana perusahaan ini didirikan.   
Secara keseluruhan, hasil menunjukkan bahwa informasi yang terdapat dalam laporan keuangan sebenarnya mungkin lebih berguna dari beberapa orang memilih untuk percaya. Jika informasi laporan keuangan ini benar-benar dapat digunakan untuk memprediksi masa depan perubahan laba dan / atau pengembalian, kita harus percaya bahwa itu benar-benar berguna dan relevan. Kemungkinan mungkin juga ada informasi ini akan digunakan dalam upaya untuk mendapatkan kembali normal. Ada beberapa hubungan antara pendapatan dan keuntungan. Laba prediktabilitas maka akan berarti kembali prediktabilitas dan dengan demikian mempertanyakan hipotesis pasar yang efisien.



Rabu, 24 Desember 2014

TUGAS 6

Pengertian Manajemen Laba Dengan Asimetris Informasi

Pengertian Manajemen Laba menurut ahli

  1. Pengertian manajemen laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat (sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
  2. Pengertian manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen laba adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
  3. Pengertian manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen laba adalah tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
  4. Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan, manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut sebagai angka laba tanpa rekayasa (Setiawati dan Na’im, 2000 dalam Rahmawati dkk, 2006).

Faktor-faktor pendorong manajemen laba

Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986), yaitu:
1.      Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2.      Debt Covenant Hypothesis
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba (Sweeney, 1994 dalam Rahmawati dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.
3.      Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan, misalnya: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

Pengertian Asimetri Informasi
Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan. Agency Theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik (prinsipal).
Pengertian asimetri informasi menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahmawati dkk. (2006) menambahkan bahwa jika kedua kelompok (agen dan prinsipal) tersebut adalah orang-orang yang berupaya memaksimalkan utilitasnya, maka terdapat alasan yang kuat untuk meyakini bahwa agen tidak akan selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Prinsipal dapat membatasinya dengan menetapkan insentif yang tepat bagi agen dan melakukan monitor yang didesain untuk membatasi aktivitas agen yang menyimpang.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan memiliki kelemahan tertentu, sekalipun pembuatan laporan keuangan diatur oleh suatu standar yang telah ditetapkan, namun perlu disadari bahwa laporan keuangan mengandung banyak asumsi, penilaian, serta pemilihan metode perhitungan yang dapat digunakan oleh pembuatnya.
Adanya pemilihan kebijakan akuntansi dalam standar yang dapat digunakan tersebut membuat manajemen memiliki cukup keleluasaan untuk memanipulasi laporan keuangan tersebut. pilihan metode akuntansi yang secara sengaja dipilih oleh manajemen  untuk tujuan tertentu dikenal dengan sebutan manajemen laba. Asimetri informasi dapat diantisipasi dengan melakukan pengungkapan informasi yang lebih berkualitas.

Ada dua tipe asimetri informasi :

1.    Adverse Selection
Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor luar.
2.    Moral Hazard
Moral hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.

Sumber :


TUGAS 3

Jasa Audit Assurance dan Non Assurance
Jasa Assurance
Jasa assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan kualitas informasi bagi para pengambil keputusan. Jasa semacam ini dianggap penting karena penyedia jasa assurance bersifat independen dan dianggap tidak bias berkenaan dengan informasi yang diperiksa. Individu-individu yang bertanggung jawab membuat keputusan bisnis memerlukan jasa assurance untuk membantu meningkatkan keandalan dan relevansi informasi yang digunakan sebagai dasar keputusannya.

Jasa Assurance :
§  Jasa Atestasi
Salah satu kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan publik adalah jasa atestasi. Jasa atestasi (attestation service) adalah jenis jasa assurance di mana KAP mengeluarkan laporan tentang reliabilitas suatu asersi yang disiapkan pihak lain. Jasa atestasi dibagi menjadi lima kategori, yaitu:
1.              Audit atas laporan keuangan historis.
Dalam suatu audit atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Audit atas laporan keuangan ini adalah suatu bentuk jasa atestasi di mana auditor mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan pendapat tentang apakah laporan keuangan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Audit ini merupakan jasa assurance yang paling umum diberikan oleh KAP.

2.              Atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan
Di Amerika Serikat, untuk sebuah atestasi mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan, manajemen menegaskan bahwa pengendalian internal telah dikembangkan dan diimplementasikan mengikuti kriteria yang sudah mapan.

3.              Telaah (review) laporan keuangan historis.
Untuk review atas laporan keuangan historis, manajemen menegaskan bahwa laporan tersebut telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, sama seperti audit. Akuntan publik hanya memberikan tingkat kepastian yang moderat atau sedang terhadap review atas laporan keuangan jika dibandingkan dengan tingkat kepastian yang tinggi untuk audit, sehingga lebih sedikit bukti yang diperlukan.

4.              Jasa atestasi mengenai teknologi informasi
Untuk atestasi mengenai teknologi informasi, manajemen mengeluarkan berbagai asersi tentang reliabilitas dan keamanan informasi elektronik. Pertumbuhan teknologi Internet dan perdagangan elektronik (e-commerce) telah menciptakan permintaan akan jenis-jenis assurance ini. Banyak fungsi bisnis, seperti pemesanan dan pembayaran, sekarang dilakukan melalui Internet atau secara langsung antarkomputer dengan menggunakanelectronic data interchange (EDI). Oleh karena transaksi dan informasi dipakai bersama secara onlinedan real-time, para pelaku bisnis meminta kepastian yang lebih tinggi lagi mengenai informasi, transaksi, dan sistem pengamanan yang melindunginya. WebTrust dan SysTrust adalah jasa-jasa atestasi yang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan assurance ini.

5.              Jasa atestasi lain
Akuntan publik memberikan banyak jasa atestasi lainnya, yang kebanyakan merupakan perluasan alami dari audit atas laporan keuangan historis, karena pemakai menginginkan kepastian yang independen menyangkut jenis-jenis informasi lainnya. Dalam setiap kasus, organisasi yang diaudit harus menyediakan sebuah asersi sebelum akuntan dapat memberikan atestasi. Sebagai contoh, apabila bank meminjamkan uang kepada suatu perusahaan, maka perjanjian pinjaman itu mungkin mengharuskan perusahaan menugaskan seorang akuntan untuk memberikan kepastian tentang ketaatan perusahaan pada ketentuan keuangan menyangkut pinjaman itu.

Jasa Non Assurance
Jasa non assurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan olah akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
KAP melakukan berbagai jasa lain yang umumnya berada di luar lingkup jasa assurance. Tiga contoh yang spesifik:
§  Jasa akuntansi dan pembukuan
§  Jasa pajak
§  Jasa konsultan manajemen
Sumber :


TUGAS 2

Kode Etik Ikatan Akuntansi Indonesia
Kode etik IAI adalah aturan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat.Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
 Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sedangkan etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Kode etik IAI meliputi :
1.      Prinsip etika
2.      Aturan etika
1. Prinsip dasar di dalam etika profesi :
a. Tanggung jawab
·         Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
·         Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
b. Kepentingan Publik       
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
c. Integritas           
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan merupakan standarbagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus menjaga tingkat integritasnya dengan terus memaksimalkan kinerjanya serta mematuhi apa yang telah menjadi tanggung jawabnya.              
d. Objektivitas       
Objektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota berdasarkan apa yang telah pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain
e. kompetensi dan kehati-hatian     profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota tidak diperkenankan menggambarkan pengalaman kehandalan kompetensi atau pengalaman yang belum anggota kuasai atau belum anggota alami. Kompetensi profesional dapat dibagi menjadi 2 fase        yang   terpisah:
v  Pencapaian kompetensi profesional                  
Pencapaian ini pada awalnya memerlukan standar pendidikan umum yang tinggi, diikuti oleh pendidikan khusus, pelatihan dan ujian profesional dalam subjek- subjek yang relevan. Hal ini menjadi pola pengembangan yang normal untuk anggota.
v  Pemeliharaan kompetensi profesional  
Kompetensi harus dipelihara dan dijaga melalui komitmen, pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran untuk terus mengikuti perkembangan profesi akuntansi, serta anggotanya harus menerapkan suatu program yang dirancang untuk memastikan terdapatnya kendali mutu atas pelaksanaan jasa profesional yang konsisten.
Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.           
f.  Prinsip Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak dan kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.
g. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung-jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.
h. Standar Teknis  
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang ditetapkan secara relevan.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan yang relevan.
Dalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik terdiri dari:
100. Independensi, Integritas, dan Objektivitas
101. Independensi
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen di dalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam standar professional akuntan public yang ditetapkan oleh IAI.

102. Integritas dan Objektivitas
Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas , harus bebas dari benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan factor salah saji material.

200. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi
201. Standar Umum
a. Kompetensi Profesional
b. Kecermatan dan keseksamaan professional
c. Perencanaan dan supervise
d. Data relevan yang memadai.

202. Kepatuhan terhadap Standar
Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing, atestasi, review, kompilasi, konsultasi manajemen, perpajakan, atau jasa professional lainnya wajib mematuhi standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang ditetapkan oleh IAI.

203. Prinsip- prinsip Akuntansi
Anggota KAP tidak diperkenankan :
(1) Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau dan keuangan lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau
(2) Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku.

300. Tanggung Jawab Kepada Klien
301. Informasi Klien yang Rahasia
Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien yang rahasia tanpa persetujuan dari klien
.
302. Fee Profesional
a. Besaran Fee
Besarnya fee anggota dapat bervariasi tergantung antara lain: risiko, penugasan, komplektisitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainnya. Setiap anggota tidak diperkenankan untuk menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
b. Fee Kontijen
merupakan fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu jasa professional tanpa adanya fee yang akan dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu di mana jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu tersebut.

400. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
401. Tanggung Jawab kepada Rekan Seprofesi
Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

402. Komunikasi AntarAkuntan Publik
Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan public pendahulu bila akan mengadakan perikatan audit menggantikan akuntan public pendahulu atau untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan public dengan jenis dan periode serta tujuan yang berlainan.

403. Perikatan Atestasi
Akuntan Publik tidak diperkenankan mengadakan perikatan atestasi yang jenis atestasi dan periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk oleh klien.

500. Tanggung Jawab dan Praktik Lain
501. Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan
Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/ atau mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.

502. Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran Lainnya
Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.

503. Komisi, dan Fee Referal
a. Komisi
merupakan imbalan dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang kepada atau diterima dari klien/pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk memberikan/menerima komisi apabila dapat mengurangi independensi.
b. Fee Referal (Rujukan)
Merupakan imbalan yang dibayarkan/ diterima kepada/dari sesama penyedia jasa profesional akuntan publik. Hanya diperkenankan bagi sesama profesi.

504. Bentuk Organisasi dan KAP
Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk organisai yang diizinkan oleh peraturan perundang- undangan yang berlaku dan/atau tidak menyesatkan dan merendahkan citra profesi.

Sumber :




Minggu, 12 Oktober 2014

TUGAS 1

ETIKA PROFESI

Etika adalah Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau
adat.Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimilki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
 Profesi sendiri berasal dari bahasa latin “Proffesio” yang mempunyai dua pengertian yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Bila artinya dibuat dalam pengertian yang lebih luas menjadi kegiatan “apa saja” dan “siapa saja” untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan suatu keahlian tertentu. Sedangkan dalam arti sempit profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.
Sedangkan etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi.
Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia.
Etika Profesi adalah konsep etika yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja tertentu, contoh : pers dan jurnalistik, engineering (rekayasa), science, medis/dokter, dan sebagainya.
Prinsip dasar di dalam etika profesi :
1. Tanggung jawab
 – Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya.
- Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
2. Keadilan.
3. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
4. Prinsip Kompetensi,melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan ketekunan
5. Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
6. Prinsip Kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi
  

DIKA ARYANI
22211075
4EB10