Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama : Dika Aryani
Npm :
22211075
Kelas : 3EB10
Pelemahan
nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tidak dirasakan
langsung industri minuman ringan dalam negeri. Namun kondisi ini memunculkan
kekhawatiran pelemahan rupiah akan berdampak pada berkurangnya konsumsi
masyarakat terhadap minuman ringan siap saji.
Kemungkinan
penurunan daya beli masyarakat ini, menurut Triyono, terjadi bila pelemahan
rupiah berlangsung lama dan ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun ini tidak sekuat tahun lalu.Hal ini menjadi tantangan yang dihadapi
perekonomian nasional karean perilaku konsumen bisa saja berubah untuk lebih
menjaga konsumsinya.
"Seperti
contoh, bisa saja ada perubahan pola dari pada membeli minuman diluar, lebih
menghemat dengan membawa minuman sendiri, atau dari pada makan direstoran yang
pasti juga harus beli minum, mereka lebih memilih untuk makan dirumah,".
Sedangkan
dari sisi produksi, dia mengatakan, untuk bahan baku industri minuman ringan
nasional secara umum hanya berasal dari dalam negeri. Namun untuk bahan baku
pengemasan ini yang masih mengimpor dari luar negeri. Meskipun jumlahnya tidak
terlalu besar, pelemahan rupiah seperti sekarang bukan tidak mungkin juga akan
mempengaruhi biaya produksi dan harga jual minuman ringan.
Bila pelemahan nilai tukar Rupiah terus dibiarkan, maka pada akhirnya akan
berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, akan terjadi penurunan
daya beli masyarakat, yang nantinya memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan, pemerintah sedari dini harus bersegera mengeluarkan kebijakan yang dampaknya dapat terlihat dalam jangka waktu pendek, yakni terkait melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS
Dampak pembiaran nilai tukar Rupiah yang dimaksudkan, yakni akan menurunnya daya beli, meningkatnya kemiskinan, industri akan mengalami kebangkrutan yang disusul dengan meningkatnya PHK, dan terjebaknya Indonesia pada Middle Income Trap.
“Dapatkah paket kebijakan ekonomi menahan kondisi yang lebih buruk. Apalagi, paket kebijakan ekonomi lebih tepat untuk jangka menengah dan jangka panjang, dan bukan sekarang. Terlambat, karena digelontorkan saat sudah terjadi turbulensi”,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar