Selasa, 15 Oktober 2013

DAMPAK EKONOMI PENYELENGGARAAN MISS WORLD di INDONESIA


Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama  : Dika Aryani
NPM   : 22211075
Kelas  : 3EB10
Dampak Ekonomi Penyelenggaraan Miss World di Indonesia

 
Ajang tahunan khusus perempuan di seluruh dunia digelar pada 28 September 2013. Pemerintah pun mendukung penyelenggaraan ajang tersebut dan menjamin keamanan bagi para kontestan.
Ajang kecantikan seperti Miss World adalah salah satu ruang bagi perempuan untuk bisa bersuara. Suara ini penting bagi negeri seperti Indonesia.
“Bisa bicara tentang kekerasan terhadap perempuan, kemisikinan, pendidikan, hingga masalah-masalah bangsa seperti korupsi. Suara ini penting untuk perubahan,” katanya menyambung.
Perubahan sosial akan sulit terjadi saat tidak ada suara perempuan. Ia pun mencontohkan kepedulian terhadap lingkungan, seperti global warming akan lebih didengar oleh para tokoh dunia daripada suara aktivis lingkungan. Menurutnya sudah seharusnya perempuan yang mengikuti ajang tersebut bisa menjadi juru kampanye dari perubahan sosial.
Komnas Perempuan pun menjamin pengawalan ketat untuk ajang ini. Penyelenggara pun harus bisa menunjukan kualitas kepribadian, kepandaian juga menjadi penilaiannya.
Ia menambahkan ajang ini tak jauh berbeda dengan ajang kecantikan lain seperti abang dan none Jakarta. Hanya saja ajang ini diikuti oleh berbagai negara
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Mari Elka Pangestu mengatakan berkat diselenggarakannya acara ini di Indonesia, maka dipastikan kunjungan wisatawan mancanegara akan meningkat. Tentu saja ini menjadi berita baik untuk Indonesia, mengingat keberhasilan penyelenggaraan acara ini bisa menjadi catatan tersendiri bagi negara Indonesia. Dunia pun akan menyorot Indonesia. Bukan hanya itu saja satu dampak positifnya adalah karya-karya dari desainer-desainer Indonesia bisa dikenal di seluruh dunia . Pasalnya, ajang seperti Miss World pasti disorot oleh berbagai media di dunia
Penyelenggaraan Miss World memberikan dampak positif bagi Indonesia, termasuk untuk pertumbuhan ekonomi lokal. Tercatat, 14 persen dari penduduk di seluruh dunia menontonnya setiap tahun.
Selama mengikuti kontes Miss World, para peserta dari 130 negara berbeda tersebut akan diajak mengunjungi obyek-obyek wisata di Indonesia. Hal itu ditujukan untuk mempromosikan wisata Tanah Air. Kehadiran jurnalis mancanegara, kata dia, dapat mewartawan wisata Indonesia ke negara mereka masing-masing. Dengan begitu, diharapkan dapat memunculkan rasa penasaran orang lain untuk mengunjungi Indonesia dan menyaksikan kekayaan alam dan budayanya secara langsung.
Keputusan ini diambil setelah Pemerintah mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang berkembang selama ini. Pemerintah juga meminta agar peserta Miss World nantinya tidak mengenakan bikini atau pakaian lain yang dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sebagai gantinya, para peserta akan mengenakan pakaian nasional Indonesia.
Penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia menuai penolakan dari sejumlah kalangan. Mereka yang menolak kontes ratu ayu sejagat itu rata-rata mempermasalahkan pakaian yang akan digunakan para peserta. Majelis Ulama Indonesia, misalnya, mengkhawatirkan para peserta kontes kecantikan itu akan mengumbar aurat.
Pemerintah mengklaim ada dampak positif dengan menjadi tuan rumah Miss World 2013. Penyelenggaraan Miss World sekaligus mempromosikan budaya dan obyek wisata Indonesia ke dunia Internasional.
Melalui kunjungan Miss World diharapkan Bali bisa dipromosikan ke seluruh dunia sebagai obyek wisata andalan di Indonesia. Ajang Miss World 2013 memberikan dampak positif terhadap promosi pariwisata dan perekonomian Indonesia. Hal ini pun diamini oleh aktivis perempuan Bali, Titik Suhariyati.
“Ajang ini seharusnya bisa diapresiasi dan Indonesia patut bangga karena mata dunia saat ini tertuju pada Indonesia, khususnya Bali. Ini berdampak baik kepada pariwisata dan perekonomian ke depan,” tuturnya di acara Workshop Kinerja Birokrasi, Sanur Paradise, Sanur, Bali, Senin (16/9/2013).
Dampak yang diberikan ajang  Miss World yang telah diadakan pada beberapa pekan lalu memang sangat positif. Walaupun banyak ormas dan segelintir masyarakat mengecam adanya efek negatif yang akan ditimbulkan karena adanya acara ini dapat ditepis dalam-dalam dengan keberhasilan dan rasa puas yang dialami seluruh masyarakat Indonesia, terutama warga Bali.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar