Selasa, 22 Oktober 2013

Merosotnya Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar


Saat ini nilai tukar rupiah memang sangat lemah, itu terjadi dari waktu ke waktu. Mungkin bagi orang yang awam mereka tidak begitu memperhatikan hal seperti itu namun tidak untuk para pengusaha mereka sangat mewaspadainya begitu pun para investor.
Sebenarnya bukan hanya nilai rupiah saja yang melemah tetapi semua mata uang asing pun melemah nilainya kecuali dolar. Dan dolar semakin menguat memang disebabkan karena Amerika berhasil keluar dari krisis yang terjadi beberapa waktu yang lalu.Amerika juga berhasil mengurangi angka pengangguran disana sehingga mereka menarik stimulus yang sebelumnya diberikan kepada beberapa Negara di Asia. Dengan penarikan stimulus ini tentu sangat berdampak bagi keadaan ekonomi dan perdagangan di Asia sendiri.
Dampak lemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS dalam beberapa waktu terakhir berdampak pada kenaikan harga jual produk, terutama yang mengandalkan impor. Seperti produk elektronik yang sebagian besar komponennya didatangkan dari luar negeri. Akibat pelemahan rupiah, harga elektronik dipastikan naik. oleh karena itu dipastikan harga-harga barang import akan naik dan seharusnya sebisa mungkin kita jangan mengandalkan barang-barang import tetapi harus mencintai produk buatan sendiri dengan demikian pengeluaran yang kita keluarkan juga tidak banyak menguntungkan untuk luar negri tetapi untuk negri kita sendiri.
Pemerintah mengeluarkan 4 (empat) paket kebijakan ekonomi pemerintah:
Paket pertama dibuat untuk memperbaiki defisit transaksi berjalan dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Dalam paket ini yang akan dilakukan adalah mendorong ekspor dan memberikan keringan pajak kepada industri yang berorientasi ekspor. “Pemerintah juga akan menurunkan impor migas dengan memperbesar biodiesel dalam solar untuk mengurangi konsumsi solar yang berasal dari impor,” kata Menko Perekonomian Hatta Rajasa.
Kemudian, pemerintah juga akan menetapkan pajak barang mewah lebih tinggi untuk mobil CBU dan barang-barang impor bermerek dari rata-rata 75% menjadi 125% hingga 150%. Lalu, pemerintah juga akan memperbaiki ekspor mineral.
Paket kedua untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Pemerintah akan memastikan defisit APBN-2013 tetap sebesar 2,38% dan pembiayaan aman. “Pemerintah akan memberikan insentif kepada industri padat karya, termasuk keringanan pajak,” ungkap Menko Perekonomian.
Paket ketiga untuk menjaga daya beli. Dalam hal ini, pemerintah berkoordinasi dengan BI untuk menjaga gejolak harga dan inflasi. “Pemerintah berencana mengubah tata niaga daging sapi dan hortikultura, dari impor berdasarkan kuota menjadi mekanisme impor dengan mengandalkan harga,” papar Hatta Rajasa.
Paket keempat untuk mempercepat investasi, pemerintah akan mengefektifkan sistem layanan terpadu satu pintu perizinan investasi. Sebagai contoh, Hatta mengatakan, saat ini sudah dirumuskan pemangkasan perizinan hulu migas dari tadinya 69 izin menjadi 8 izin saja.
“Pemerintah juga akan mempercepat revisi peraturan daftar negatif investasi (DNI), mempercepat investasi di sektor berorientasi ekspor dengan memberikan insentif, serta percepatan renegosiasi kontrak karya pertambangan,” kata Hatta.
Hatta juga mengatakan, proyek-proyek infrastruktur strategi akan dipercepat. Ini semua dilakukan agar neraca transaksi berjalan turun dan pertumbuhan ekonomi bisa dijaga tahun ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar