Minggu, 26 Januari 2014

Dampak Pelemahan Rupiah Terhadap Daya Beli Masyarakat


Tugas Softskill Bahasa Indonesia
Nama : Dika Aryani
Npm   : 22211075
Kelas  : 3EB10


Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), tidak dirasakan langsung industri minuman ringan dalam negeri. Namun kondisi ini memunculkan kekhawatiran pelemahan rupiah akan berdampak pada berkurangnya konsumsi masyarakat terhadap minuman ringan siap saji.
Kemungkinan penurunan daya beli masyarakat ini, menurut Triyono, terjadi bila pelemahan rupiah berlangsung lama dan ditambah dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini tidak sekuat tahun lalu.Hal ini menjadi tantangan yang dihadapi perekonomian nasional karean perilaku konsumen bisa saja berubah untuk lebih menjaga konsumsinya.
"Seperti contoh, bisa saja ada perubahan pola dari pada membeli minuman diluar, lebih menghemat dengan membawa minuman sendiri, atau dari pada makan direstoran yang pasti juga harus beli minum, mereka lebih memilih untuk makan dirumah,".
Sedangkan dari sisi produksi, dia mengatakan, untuk bahan baku industri minuman ringan nasional secara umum hanya berasal dari dalam negeri. Namun untuk bahan baku pengemasan ini yang masih mengimpor dari luar negeri. Meskipun jumlahnya tidak terlalu besar, pelemahan rupiah seperti sekarang bukan tidak mungkin juga akan mempengaruhi biaya produksi dan harga jual minuman ringan.
Bila pelemahan nilai tukar Rupiah terus dibiarkan, maka pada akhirnya akan berdampak buruk bagi perekonomian Indonesia. Bahkan, akan terjadi penurunan daya beli masyarakat, yang nantinya memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Anggota Lembaga Pengkajian, Penelitian, dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia Ina Primiana mengatakan, pemerintah sedari dini harus bersegera mengeluarkan kebijakan yang dampaknya dapat terlihat dalam jangka waktu pendek, yakni terkait melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS
Dampak pembiaran nilai tukar Rupiah yang dimaksudkan, yakni akan menurunnya daya beli, meningkatnya kemiskinan, industri akan mengalami kebangkrutan yang disusul dengan meningkatnya PHK, dan terjebaknya Indonesia pada Middle Income Trap.
“Dapatkah paket kebijakan ekonomi menahan kondisi yang lebih buruk. Apalagi, paket kebijakan ekonomi lebih tepat untuk jangka menengah dan jangka panjang, dan bukan sekarang. Terlambat, karena digelontorkan saat sudah terjadi turbulensi”,


Tidak ada komentar:

Posting Komentar