Review
Hubungan
Tingkat Partisipasi Peternak dengan Keberlanjutan Usaha
Anggota
Koperasi
*)
Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Jatinangor 45363, Sumedang
Oleh :
Lilis
Nurlina
Abstrak
Penelitian ini dilaksanakan di
wilayah Bandung . Dan metode
yang digunakan adalah survey verifikasi. Pengambilan sampel koperasi
dilakukan secara
multistage
cluster random sampling dan peternak responden secara simple random
sampling. sample terdiri
dari 4 sample koperasi dan responden
berjumlah 140 orang
peternak sapi perah anggota
koperasi ditambah 15 orang informan kunci. Data dianalisis
dengan menggunakan korelasi Rank
Spearman. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
anggota Koperasi/KUD Sapi Perah
sudah berperan dengan baik dalam partisipasinya
sebagai pelanggan, namun belum
optimal dalam partisipasinya sebagai
pemilik .Anggota koperasi ini
mampu mempertahankan
keberlanjutan usahanya. Tingkat
partisipasi anggota berhubungan positif dengan
keberlanjutan usaha anggota
Koperasi/KUD Sapi Perah. Keberlanjutan usaha anggota
menghadapi kendala dalam
rendahnya sifat inovatif dari para anggota yang belum optimalnya keadilan berusaha .
jika dilihat dari rasio harga
susu dengan harga konsentrat terutama pada KUD Sapi Perah,
serta rendahnya skala pemilikan ternak (60 % berada
pada skala kecil yang tidak efisien).
Kata Kunci : Partisipasi anggota, peternak sapi
perah, koperasi, keberlanjutan usaha
I.
PENDAHULUAN
Dalam menghadapi era perdagangan bebas dan iklim
usaha yang sangat kompetetif, para peternak perlu mempersiapkan diri melalui
peningkatan kualitas sumber daya manusia dari peternak tersebut . Sumber daya
manusia khususnya masyarakat peternak menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan berternak sapi perah . Pengembangan sumber daya manusia akan
tampak dari banyaknya manusia pembangun yang mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan masa depan yang mengandung implikasi.
Yang memiliki kemampuan,keadilan
berusaha,keberdayaan/kekuasaan,ketahanaan atau kemandirian dan kesaling
tergantungan satu sama lain .
Strategi yang berhasil selain diarahkan untuk
memperluas cakupan penyempurnaan teknologi intensifikasi, juga yang memberi
perhatian sama besar terhadap usaha untuk mengembangkan kemampuan, sikap
mental, dan responsitas peternak sehingga semakin banyak pula peternak yang
dapat dilibatkan dan melakukan proses perubahan. .
Pada saat menjelang perdagangan bebas muncul
Instruksi Presiden (Inpres) No.4/1998 tentang Koordinasi Pembinaan dan
Pengembangan Persusuan Nasional. Implikasi dari Inppres tersebut yakni tidak
ada lagi proteksi terhadap susu lokal sehingga Industri Pengolahan Susu (IPS)
bebas melakukan impor ataupun membeli susu dalam negeri berapa pun jumlahnya.
Di sisi lain terjadi kekhawatiran peternak sapi perah lokal karena tidak ada
lagi jaminan pasar untuk susu dalam negeri. Akibat lain, muncul persaingan
ketat antar Koperasi Peternak Sapi Perah maupun KUD Unit Sapi Perah dalam
menghasilkan susu berkualitas. Persaingan yang semakin ketat menjadikan para
pengurus (terutama ketua) Koperasi/KUD Sapi Perah melakukan pembenahan baik
dalam hal pelayanan maupun pembinaan terhadap anggotanya agar produksi susunya
dapat terserap IPS. Untuk itu, pengurus koperasi berupaya mempengaruhi dan
mengarahkan tingkah laku anggotanya agar berusaha mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan bersama. Hal tersebut merupakan tugas pengurus dalam
melembagakan tata nilai koperasi terutama peningkatan partisipasi peternak yang
dilakukan melalui proses sosialisasi, pelaksanaan tata nilai koperasi dan
pelaksanaan sanksi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar